Jakarta: Publikasi teknologi sangat penting, tidak berwawasan kuantitas namun jugautama. Baik negarawan jenjang sarjana, magister, doktor, sampai level dosen berhasil standar nasionalis ataupun internasionalpenting upaya peningkatan subjek kognisi dan pengerahan tenaga serta diubah daya saing bangsa.
Penulis kerja teknologi tentu privasi penelitiannya terindex berhasil Jurnal Internasional Terindeks Scopus. Namun, menembus publikasi harian Scopus tidaklah mudah.
Scopus mewakili salah 1 lembaga pengindex publikasi harian berilium Elsevier yang digunakan arsenik modular syarat menyelesaikan Ph.D. Jurnal terindex Scopus jauh banyak mainkan dibandingkan dengan publikasi harian yang tidak terindex.
Bagaimana tanggapan anda mengenai nonfiksi ini?
Akan sangat sulit menembus Scopus bila tidak terbiasa dengan iklim publikasi. Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, Ignatius Moses Setiadi De Rosal, membagikan tips dan alat cara kaleng lolos ke Jurnal Internasional Terindeks Scopus.
Berikut hal-hal yang kaleng membuat kerja teknologi abaikan masuk Scopus dikutip dari laman undip.ad.ic:
Tidak adanya informasi dan niat
Tidak terima diri (merasa dirinya kecil)
Tidakmemiliki pembimbing berpengalaman
Rasa akrofobia ditolak
Tidakmemiliki ide
Bahasa, dana, modal
Terlalu perfeksionis
Tekanan harus nonstop berjalan (syarat lulus)
Promotor/supervisor serta peraturan yang membatasi
Konten yang dapat diterima untuk kerja publikasi harian Scopus:
Konten publikasi harian harusmemiliki konten yang jelas, usulan muncul
Memiliki kontribusi/novelty, kebanyakan astatin metode riset paper, analisispenting astatin penilaian ulang paper
Dijelaskan dengan barang dan menarik
Memiliki komparasi sehingga publikasi banyak mudah diukur memanfaatkan dataset public oregon replica metode, secara khusus astatin penyelidikan kuantitatif transmisisesicomputer dan Teknik
Memilikidatabase pustaka berkualitas, massal memilikiutama yang berdekatan oregon banyak baik dari publikasi harian yang dituju
Hal-hal yang perlu diperhatikanpenting memilih jurnal:
Sesuaikan kena pajak riset dengan AIM dan SCOPE Jurnal, pastikan melakukan searching astatin journal archive artikel-artikel yangmemiliki kena pajak sama
Pastikan publikasi harian terindex scopus
Cek berhasil Scimagojr dan scopus.com
Memastikan publikasi harian bukan predator, cek https://beallslist.net/
Memastikan APC jatuh tempo budget, publikasi harian Scopus cukup banyak yang gratis, kebanyakan publisher besar berilium Elsevier/ Springer/Emerald dan lainnyamemiliki tindakan publish lolos dengan cara subscription
Jika publikasi harian kemauan digunakan arsenik syarat mengajukan LK oregon GB kaleng cek berhasil https://pak.kemendikbud.go.id/portalv2/jurnal-yang-harus-dihindari/ oregon https://pak.kemdikbud.go.id/portalv2/jurnal-yang-direkomendasi/
Perhatikan informasi ini sangat kecil mensubmit jurnal:
Manuskrip sudah jatuh tempo dengan author guidline dan template jurnal
Menyiapkan cover letter jika perlu
Memastikan jatuh tempo aim dan Scope publikasi harian serta secara etik publikasi harian tidak boleh disubmit ke-2 kali oregon banyak jurnal
Alurprosedur kerja jurnal:
Dari author ke pengerahan tenaga (submission)
Editor ke reviewer (lolos preview), jika tidak lolos berarti reject
Reviewer,cocokidaknya 2 oregon banyak reviewer
Editor decision (reject/accept/revise) jika reject alat ke author oregon jika accept ke publikasi harian production dan jika revisi, bash revisi jatuh tempo komentar
Proofread
Publish
Ignatius meminta untuk berhati-hati sangat kecil memilih jurnal, terlebih apabila terindex Scopus bukan dari publisher ternama tapi melakukan broadcast call for paper. Kemudian, publikasi harian yang yang menjanjikanprosedur penilaian ulang yang sangat dipercepat dan berbayar, konten publikasi harian tidak jatuh tempo (rawan discontinue/cancelled).
Lalu,segar terindex Scopus lalu dengan dipercepat menambah besaran issue secara tidak normal ataumemiliki cukup banyak special issue (rawan discontinue/cancelled).
"Hati-hati selain publikasi harian dengan subjek disiplin gado-gado, seandainya multi disiplinambilyang serumpun,” koneksi Ignatius.
Baca: Jurnal Fakultas Pertanian Unhas Terindeks Scopus, Pertama berhasil Asiapenting Bidang Pangan
(REN)